Senin, 21 Januari 2019

Rawatlah aku - Rumput

Assalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh

Kali ini saya mau sedikit bercerita, tidak panjang, hanya obrolan yang mungkin tidak terlalu penting.
Pada minggu pagi kemaren, saya  dan Mas Mario - saya memanggilnya - ceritanya lari pagi, banyak jalan sih dari lari nya. Saya dan Mas Mario lumayan berbincang tentang banyak hal, bercerita selama tidak bertemu. Tibalah pada pembahasana Sang Rumput di tempat yang begitu luas. Saya dan Mas Mario sedang bercerita kapan kita naik gunung bareng, weh naik berdua - tapi ke gunung bukan ke pelaminan 😂. Eh ternyata si rumput dan kawan-kawan nya sedang bercerita juga . Mereka bercerita kehidupan setelah mempunyai bos yang berbeda dari tahun sebelumnya, tentang kehidupan barunya, dan tentang masa depan dia kedepan akan seperti apa.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Aku sedih sekarang" kata Rumpu Teki kepada kawan-kawannya
"Kenapa? Apa kamu diperlakukan berbeda dengan kita, bukan kah kita diperlakukan sama selama ini?" Jawab Rumput Raja
"Beda!!!!" jawab Rumput Bede dengan nada yang cukup keras
"Apa yang membuat mu merasakan hal seperti itu?" Kata Rumput Raja
"Terkadang banyak sekelompok ku di injak sama manusia seenaknya saja, apa karena bentuk kami yang seperti ini, jadi jauh dari perhatian?" Lanjut Rumput Bede dengan nada lirih
"Aku juga terkadang diperlakukan seenaknya saja, aku di cabut dari akar ku lalu buat mainan sama mereka, setelah mereka bosan aku di buang begitu saja" sambung Rumput Kawatan
"Tapi bukan kah kita juga sama, seperti yang di katakan Rumput Bede tadi, kalau tidak hanya dia yang di injak seenaknya, tapi kita semua pernah merasakan itu semua?" Kata Rumput Gajah
"Iya betul Rumput Gajah" jawab Rumput Teki
"Lalu kita akan berbuat apa biar kita tidak diperlakukan seperti itu lagi?" Kata Rumput Gajah sambil berfikir
"Dulu padahal kita diperlakukan dengan baik yah, kita di siram setiap pagi, di rawat dengan penuh kasih sayang. Kita tidak perah di injak seenaknya seperti sekarang, belum di tambah dengan tumpukan sampah yang kadang membuat kita juga menjadi kotor" sambung Rumput Teki
"Yasudah kita pasrah saja sekarang," kata Rumput Jepang dengan enteng nya
"Kamu enak, banyak dari kelompok mu di rawat dengan penuh kasih sayang saat kamu sedang masa pertumbuhan, tapi nanti juga bakal di injak sama manusia, buat alas kaki, hahaha" balas Rumput Kawatan dengan perasaan senang

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada sudut lain, ada sebuah kolam ikan yang sudah tertata rapi, di buat oleh manusia. Dia di tempatkan di tempat yang sejuk, karena berada di bawah pohon-pohon yang rimbun, banyak anak-anak yang berkunjung untuk melihat kolam ikan tersebut. Dari mereka menikmatinya, suara gemricik airnya terdengar begitu jelas. Banyak dari manusia mengabadikan tempat tersebut. Obrolan antara Ikan, Air dan juga Bambu pun terjadi.

"Bagus yah" suara beberapa manusia yang melihat kolam ikan tersebut
"Eh kita mau di foto" kata Ikan Mas Koki
"Aku tidak menarik sampai ngga ada yang mau ambil gambarku" lanjut Bambu dengan nada sedihnya
"Selama ada Ikan pasti ada aku" lanjut Air
"Sudah jangan sedih, nanti kita lari ke arah mu biar kita bisa di foto bareng" jawab salah satu Ikan dengan nada memberi semangat

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Akhirnya semua Ikan menuju bambu, agar bambu ikut terfoto oleh manusia yang akan memotret, hanya saja manusia yag memotret banyak , jadi tidak bisa selalu dekat dengan bambu, beberapa Ikan juga ingin pergi sendiri.

Matahari sudah mulai muncul, cahayanya sangat terik kala itu, banyak manusia mencari tempat berteduh atau hanya sekedar istirahat. Dan mereka pun mencari pohon yang besar agar terhindar dari teriknya cahaya matahari.
Semakin siang, pengujung tidak berkurang, malah semakin banyak. Dan saat itu pula rumput bisa menikmati waktu bersama kelompoknya.

"Kalau siang gini kita baru enak ya, tanpa rasa sakit harus nahan beban manusia yang segede itu" sahut Rumput Gajah
"Iya, walaupun kita kena cahaya matahari tapi itu lebih baik, dari pada harus kena beban manusia" lanjut Rumput Bede
"Eh teman-teman sepertinya kita sebentar lagi akan disiram deh, liat kearah sana, sudah ada mobil yang membawa air" kata Rumput Teki dengan nada bahagianya karena sebentar lagi akan kena air
"Iya itu mereka" jawab semua rumput yang ada disana
"Lihat deh itu manusia kepanasan, mereka tuh ngga bersyukur ya, panas bilang panas  banget, nyari pohon buat menghindar dari teriknya matahari, nanti hujan bilang hujan terus, males kemana mana namanya museum di Indoensia ya seperti itu, ada musim penghujan juga ada musim kemarau, tapi mereka selalu saja sambat" Rumput Bede ngomel sendiri
"Sudahlah, kita mau kasih tau apa ke mereka, sedangkan kita beda golongan dengan mereka?" lanjut Rumput Raja
"yasudah intinya sekarang kita udah di siram, dan sebentar lagi matahari akan turun, jadi kita udah ngga kena teriknya matahari lagi dan bisa istirahat" lanjut Rumut Kawatan

Waktu semakin siang, matahari semakin terik, banyak beberapa orang untuk mencari temat istirahat karena cuaca sangat panas dan jarang ada tempat buat istirahat, dan beberapa jam kemudian tempat itu mulai sepi pengunjung, waktu sudah mulai sore beberapa pengunjung sudah mulai pulang dan matahari sudah menuju barat untuk menerani benua yang lain.

Malam hari telah tiba, saatnya Rumput dan Ikan istirahat hanya saja air terus berjalan tanpa henti.

Terima kasih sudah membacanya, ini hanya cerita biasa dan maaf apabila ceitanya biasa saja.
Sampai bertemu di cerita selanjutnya~~~~~~~ 😊😊😊😊

Wassalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh
Nani Fight